Di Rumah Sakit Bersalin

Belakangan, semenjak istri saya mengandung, saya menjadi rutin mengunjungi rumah sakit. Salah satu tempat yang paling saya hindari. Kini, minimal satu kali dalam satu bulan, saya harus mengunjungi rumah sakit bersalin: pemeriksaan rutin kandungan istri saya.

Ada yang berbeda ternyata dari rumah sakit "biasa" dan rumah sakit bersalin. Seumur-umur hanya dengan hitungan jari saya mengunjungi rumah sakit bersalin. Itupun dengan tujuan menengok kerabat yang baru lahiran. Selebihnya saya tidak pernah mengunjungi rumah sakit bersalin.

Di rumah sakit bersalin, ketika menunggu nama istri saya dipanggil untuk memasuki ruang periksa, saya menemukan kesan yang berbeda. Rumah sakit "biasa" umumnya memiliki kesan dingin, suram, sepi, pokoknya tidak menyenangkan. Seolah seluruh gedung RS diliputi perasaan cemas akan intaian malaikat pencabut nyawa.

Sebaliknya, di rumah sakit bersalin suasananya demikian ceria, hangat, dan berisik. Alih-alih menyeramkan, rumah sakit bersalin lebih seperti taman kanak-kanak. Bagaimana tidak? Di ruang tunggu para bocah berlarian sesuka hati mereka. Berteriak dan tertawa tanpa batasan. Tanpa harus merasa sungkan mengingat tempat tersebut berlabel "rumah sakit".

Para orang tua pun tidak kuasa melarang anak-anak mereka yang mendadak atraktif setelah bertemu kawan-kawan baru sebayanya. Tanpa harus berbasa-basi memperkenalkan diri, para bocah biasanya langsung klop. Bermain kejar-kejaran. Yang satu berperan sebagai polisi, dan lainnya sebagai penjahat. Bergulingan di lantai tanpa menghiraukan ocehan orang tuanya.

Selain kehadiran para bocah yang menghangatkan suasana, rumah sakit bersalin pun dilingkupi aura kebahagiaan. Mereka yang baru berpasangan dan menantikan anak pertama mereka nampak semringah. Bersiap bertemu calon anaknya yang terpampang dan bergerak lucu di layar USG.

Pancaran kebahagiaan juga berlaku bagi pasangan yang sudah memiliki 1-2 anak. Kehadiran calon anak yang dinanti akan menambah lengkap anggota keluarga mereka. Begitupun para kakek-nenek yang turut mengantarkan anaknya memeriksakan cucu mereka yang masih meringkuk di dalam rahim.

Nyaris tidak ada kesedihan di rumah sakit bersalin. Kalaupun ada seraut wajah murung di sini, itu karena lamanya menanti antrean. Selebihnya tidak.

Sebenarnya yang terjadi di rumah sakit bersalin tidak mengherankan. Sudah sepatutnya rumah sakit jenis ini diliputi rasa bahagia. Begitu banyak nyawa baru yang lahir di sini. Manusia-manusia baru yang siap dilepas guna mengarungi hidup. Seperti anak penyu yang dilepas induknya dan siap menyambut gulungan ombak.

Bekasi, Februari 2019

Popular posts from this blog

Sapardi

Surat untuk Firda (dan Alka)

Melesat Seperti Roket