Surat dari Buitenzorg
Het paleis van de Gouverneur-Generaal in Buitenzorg (1870) commons.wikimedia.org Aku tinggal di kota hujan. Kota yang tidak pernah berhenti diguyur air. Kota yang tanahnya tidak pernah dengkel. Kota yang penuh dengan guguran daun. Kota yang rumputnya selalu subur, sekaligus membuat repot petugas taman. Kota yang rindu akan hangatnya cahaya matahari. Mahkota dandelion tidak pernah bertahan lama. Selalu luruh disapu bulir air. Dedaunan tidak pernah berhenti menari digoda para pasukan dari langit. Beberapa di antara dedaunan yang beruntung akan berhasil bertahan di ujung ranting untuk sekian waktu. Sebagian apes lainnya sudah terkapar di atas tanah. Menanti nasib buruk terlindas pejalan kaki atau menunggu busuk menjadi humus. Suara alun sungai menjadi spektakel orkes yang tidak pernah usai. Menalu tambur pendengaran setiap orang di sudut kota. Riuhnya mengalahkan pasar lelang. Menjelang sore hari, selarik mega kelabu kembali bertamu. Berusaha merintang sinar baskar...